CERPEN
KARUNIA
Begitu banyak orang yang ingin memiliki kekuatan yang dia miliki. Tak tahukah orang-orang itu,, begitu inginnya dia membuang keajaiban yang menyiksa nya? Tak tahukah mereka, betapa dia bersedia melakukan apapun untuk membuang sesuatu yang dia anggap merupakan suatu kutukan?.. Aira berada di suatu taman. Sepertinya itu taman yang terletak di belakang sekolah..Dia melihat Nadya,, teman sebangkunya. Dia juga melihat Ray seorang pria yang di sukai Nadya. Mereka ber bicara,,Nadya tersenyum senangdan Aira mengerti sekarang,,
Nadya telah menyatakan perasaanya. Betapa beruntungnya Nadya bisa menjalani hidup tanpa hidupnya.. Penasaran lalu Aira membuntutinya dan aisa ingin tahu apa yang dilakukannya. Sesuatu yang menakut kan dalam dirinya telah mencegahnya memiliki pacar. Sesuatu yang membuatnya kehilangan dan ketakutan. Baru kali ini sesuatu itu menunjukan hal indah. Lalu mereka menyebrang jalan,,
Ray menggandeng Nadya menyebrang sambil tertawa-tawa tanpa melihat truck yang melaju kencang. Aira ingin berteriak, aisa lari sekuat tenaga untuk mendorong mereka, akan menyingkir. Tapi Aira membeku. Dalam kebekuannya, dia melihat Ray mendorong nila ke arah trotoar. Ray terhindar dari mau,, tetapi tidak bisa mengelak ketika sebuah sedan dari sisi lain menabrakny dan Ray terlempar, Lalu diam tak bergerak. Dari seberang jalan, Aira melihat mata Nadya yang mengucurkan sinar kebencian.”Kenapa kau lakukan itu pada Ray”. Jeritnya sambil menangis. Aira terbangun dari kegelapan. Dan ia mencengram selimut nya. Akankah hal buruk akan terjadi besok, Aira tidak tahan. Mengapa ia bisa meramalkan semua kecelakaan yang akan menimpa orang-orang yang ada di dekatnya dan ia kenal. Dia menganggapnya itu semua sebagai kutukan sejak ia gagal menolong kakak kembarnya.
Semua orang takut dengan nya, karena mereka menganggapnya dewa kematian. Hanya Nadya yang bersedih menjadi sahabatnya. Hanya Nadya yang tidak takut padanya. Lalu Nadya ingin menyatakan perasaany pada ray, tetapi aisa mencegahnya agar mereka tdk pergi ke taman. Nadya tertawa, nah peramal kita beraksi lagi Aira. Seharusnya kamu mencoba meramal untuk dirimu sendiri Misalnya tentang Daniel.. Muka Aira memerah mendengan Nadya menyebut-nyebut nama daniel.tetapi dia mencekal lengan Nadya. ”Jangan pergi ke situ,, Nadya. Sesuatu yang terburuk akan terjadi. Lalu Nadya pun pergi dan kejadian itu langsung terjadi seperti mimpi Aira. Lalu Nadya dan temen-temen sekelasnya pun sangat membenci Aira. Kamu harus menghentikan rasa bersalah atas kematian Reika. Itu yang membuatmu tak mampu menolong teman-temanmu. Itu yang membuatmu membeku saat menolong teman-temanmu. Jelas Daniel dan Aira pun terheran. Dan bertanya pada dan bertanya pada Daniel tentang semuanya. Aku tau semua tentang mu Aira, ucap Daniel. Sadarilah kamu dikarunia untuk menolong sesamu Aira. Malam itu Aira tidak ingin tidur. Dia tidak mau melihat mimpi buruk menimpa siapapun. Sayang matanya terlalu lelah untuk menuruti keinginan hatinya. Aira melihat daniel berjalan melewati kelasnya bersama Nadya. Tidak, tidak,, jangan daniel.
Seorang, bangunkan aku dari mimpiku !. Jangan biarkan aku meilhat mimpiku. Teriakan itu tak mampu mencegah ataupun mengurangi laju pot bunga yang meluncur dari lantai 3 di gedung sekolah. Lalu pot bunga pun Meluncur tanpa apapun ke arah Daniel. Aira tidak ingin melihat saat pot berat terbuat dari tanah liat itu menimpa Daniel. Aira tidak ingin mendengar tawa mengerikan Nadya,, yang berdiri mengawasinya di lantai 3. Rasakan sekarang kamu baru mengetahui rasanya kehilangan orang yang kamu sayangi, ”Ujar Nadya”. Lalu Aira mengikuti Daniel seharian karena ia tak ingin sesuatu hal buruk menimpa Daniel, yang satu-satunya orang yang mau berbicara padanya.
Lalu Aira pun mengikuti Daniel dari belakang dan menikuti Daniel pun terasa lelah karena ia berkampanye untuk pemilihan sebagai ketu Osis. Aira pun menunggu duduk di tempat pot itu akan jatuh dan pot itu pun melayang nyaris melemparkan tamanan mawar dari tempat semula kemenuju ke Daniel. Pot raksasa merupakan bom bagi Aira, Aira pun menolong Daniel,,tapi ia tetap mentupi Daniel dari pecahan - pecahan pot yang menyebur kemana-mana...
Setelah teror itu berlalu,,, Aira membuka matanya. Lengan dan kakinya terasa perih dan Lututnya pun berdarah ketika beradu dengan lantai. Dihadapannya Daniel dengan kekawatiran dan rasa bangga. Kamu berhasil ucap Daniel.
Tanggal : 07 - 11 - 2009
Daftar Blog Saya